مِصْبَاحُ الرَّاجِين
فى ذكر الصلاة والسلام
على النبي شفيع المذنبين
Study Kitab Tahqiq Karangan Syeikh Muhammad Idrus Qoimuddin
Muhaqiq: Nasrulloh Jasam
Saef
Haidar Khotib
Pendahuluan
Kajian terhadap naskah-naskah klasik (Filologi)—dalam bahasa
Arab adalah ilmu “Tahqiqu An-Nusus”[1]—merupakan
hal yang amat penting dalam upaya menguak suatu peradaban atau kebudayaan, tak terkecuali pada
naskah-naskah ke-Islaman di Nusantara. Kajian
tersebut ditempuh guna memelihara,
melestarikan dan sebagai manhaj otensitas atas naskah tertentu. Hingga
dengan hal tersebus, diharakan seorang filolog mampu mengetahui teks itu secara
sempurna.
Dengan kajian naskah itu juga, diharapkan historiografi atas
naskah-naskah klasik lebih bermakna sebagai bacaan yang mampu dikomunikasikan
secara verbal terhadap masyarakat masa kini dan mendatang. Sebagaimana dikutip oleh Nabilah Lubis,
Prof. Baroroh Barried dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Ilmu Bahasa
Indonesia UGM yang mengatakan bahwa “studi filologi merupakan kunci pembuka
khazanah kebudayaan lama yang oleh karena itu perlu diperkenalkan pada
masyarakat untuk menumbuhkan minat masyarakat terhadap kebudayaan lama”[2].
Dalam hal ini Azyumardi Azra mengemukakan, bahwa pada dasarnya
naskah-naskah kelasik itu mencerminkan realitas dan perkembangan zamannya,
mereka adalah “anak zaman”-nya. Naskah-naskah merupakan sumber penting yang tak
bisa diabaikan dari rekontruksi sejarah social masyarakatnya, dalam hal ini
masyarakat Nusantara[3].
Azra menambahkan, bahwa jaringan ulama di Nusantara dengan para ulama di Timur
Tengah bukan sebatas menunjukkan adanya mata rantai intelektual Muslim
Nusantara dengan ulama-ulama di Timur Tengah, yang melahirkan proses respons
dan transmisi ilmu pengetahuan. Namun disisi yang lain, kajian tersebut juga
telah memberikan data penting mengenai karya-karya keislaman Muslim Nusantara
pada abad ke-16 dan ke-17 di berbagai bidang[4].
Melalui transmisi ilmu pengetahuan itu, akhirnya kalangan Ulama di
Nusantra telah banyak melahirkan naskah-naskah yang berbahasa Arab. Karenanya
kajian atas studi naskah—meliputi; editing teks, penyalinan ulang/ penerbitan,
perbandingan/ kritik teks atas naskah atas naskah klasik—dalam bahasa Arab (Tahqiqu
An-Nusus), jelas diperlukan sebagai upaya mentashih teks/ naskah.
Dengan melihat sejauh mana hakekat yang terkandung di dalam teks, mengetahui,
meyakini kebenaran akan suatu ikhbar. Oleh karena itu yang dimaksud
dengan tahqiq secara bahasa ialah pengetahuan yang sesungguhnya dan
berarti juga hakekat suatu tulisan[5].
Ditengah minim nya pengetahuan dan lesu nya minat masyarakat
terhadap kajian sejarah—terlebih akan kajian “Tahqiqu An-Nusus”—adalah
sebuah upaya positif, bermula dari kelahiran konsef Islam Nusantra diharapkan
mampu membangkitkan pemahaman dan daya pikat halayak, untuk lebih intens
mengkaji tentang dinamika khazanah intelektual Islam Nusantara. Karena penelusuran
terhadap dinamika intelektual ulama Nusantara merupakan bidang kajian yang agak
terlantar. Para penulis sejarah sendiri, lebih tertarik pada sejarah
struktural (sejarah raja-raja/ sejarah penguasa) dari pada “sejarah kultural”, yakni kajian
sejarah yang berkaitan dengan perkembangan intelektualisme menjadi agak
terlantar”[6].
Akhirnya dalam makalah ini, penulis mencoba untuk mengungkap salah satu
dari sekian banyak kajian dalam metodelogi Sejarah Islam, yaitu studi analisis
terhadap kitab tahqiq karya Nasrulloh Jasam, terhadap naskah asli kitab “Misbahu
Ar-Rajin” karya Syeikh Muhammad Idrus Qoimuddin Al-Buthoni. Dari
kajian ini, diharapkan mampu memberikan kontribusi ilmiyah—khususnya bagi
penulis pribadi—umumnya bagi peminat kajian filologi/ Tahqiq itu sendiri,
mengenai peng-aplikasian metode “tahqiq An-Nushus” terhadap suatu manuscript
(tulisan tanagan) yang di sunting
A.
Review Kitab
Judul Kitab : MISBAHU
AR-RAJIN Fi Dzikri Asholatu Wa As-Salamu ‘Ala An-Nabiyi As-Syafi’
Al-Mudznibiyn
Penulis : Syeikh Muhammad ‘Idrus
Qoimuddin
Pentahqiq : Nasrulloh Jasam
Penerbit : Kementerian Agama Republik Indonesia
Cetaka : I Oktober
Kota & Tahun : Jakarta, 2010
Volume : 1 Jilid
Tebal : 115 halaman
Sekilas
Tentang Pengarang.
Nama lengkap pengarang Syeikh Muhammad ‘Idrus
Qoimuddin Ibnu Sulthon Badruddin Al-Buthony. Lahir di daerah walowa Sulawesi,
tetapi tidak diketahui waktu kelahirannya. Sebagian keterangan mengatakan beliau
lahir pada bulan Robi’ul Akhir pada abad ke 18 Masehi. Beliau diangkat menjadi
Sultan pada tahun 18 dalam usia 40 tahun. Menjabat sebgai sultan selama 27
tahun, dan mendapat gelar “Sulthon Qoimuddin pertama”. Beliau juga seorang ahli
ilmu agama Islam, merupakan Sultan pertama di pulau Buthon.
Muhammad
‘Idrus tumbuh dilingkungan kerajaan, ayahnya merupakan raja Buton yang ke 27,
kakenya bernama “Sultan Qoimuddin Kabir” sultan ke 24. Karena Ke khususan nya
beliau tersebut, maka orang-orang arab menyebutnya dengan “ Al-Karim ibnu Karim
ibnu Karim”. Kakek nya merupakan Ulama buton penganut thorekat Al-Qodiriyyah Wa
Al-Kholwatiyyah. Muhammad Kecil banyak belajar dari kake nya tersebut.
Terkait
Penulisan Kitab.
Kitab
ini merupakan kitab Tahqiq, yang memyalin atau menulis ulang manuskrip yang
ditulis oleh Muhammad ‘idrus Al-Buthony, dengan diberi judul “Misbahu
A-Rajin Fi Ad-Dzikri Ash-Sholatu Wa As-Salamu ‘Ala An-Nabiy As-Safi’
Al-Mudznibiyn”. Yang naskah aslinya tersimpan di Perpustakaan Nasional Jakarta.
Penyalinan ulang kitab ini, dilaksanakan dalam Program—Pen-tahaqiq-an
kitab-kitab karya Ulama Nusantra— Direktorat Lembaga Pendidikan Islam Kementrian
Agama Republik Indonesia, yang berlansung sejak tahun 2007 sampai 2009. Dan
kitab ini merupakan salah satu hasil yang dicapai dari program tersebut.
Penulis
mengatakan, bahwa penulisan ini merupakan sebuah anugrah, sehingga ia berusaha
untuk menulis ulang kitab ini sesuai dengan naskah aslinya. Disamping karena
kitab ini berisi tentang bentuk-bentuk kalimat sholawat kepada Baginda
Rosulillah SAW—yang tentu bermanfaat bagi pembaca nya—juga setelah penulis melihat
manuskrip asli nya, ia berpendapat bahwa kitab ini memang layak untuk di Tahqiq,
berdasarkan beberapa argumen, yaitu: Pertama, kitab ini merupakan karya
yang bernilai dan bermanfaat besar. Kemanfaatan nya akan semakin besar jika di
cetak ulang (diterbitkan) dengan edisi ilmiyah melalui proses tahqiq, sehingga
tehindar dari kekeiruan dan kesalahan. Kedua, dalam kitab ini, terdapat
hadist-hadist yang belum di takhrij dan tanda-tanda (Symbol) yang perlu
di terjemahkan dan terdapat pula tulisan-tulisan yang tidak jelas, dimana hal
tersebut menyulitkan pembaca dalam memahami kitab ini. Argument ketiga, isi
dari kitab ini mampu melembutkan hati mukminin, karena dengan membaca
sholawat-sholawat dalam kitab ini akan menambah kecintaan terhadap Rosululloh
SAW.
Kitab
setebal 115 halaman ini dibagi kepada dua bagian besar yaitu Muqodimatu
At-Tahqiq dan Tahqiqu Al-kitab. Pada bagian pertama, penulis membagi
kedalam empat bahasan, dan bagian kedua,
dibagi kedalam lima bahasan pokok.
Kajian Kontenst kitab
Isi dari kitab ini, terbagi kepada dua bagian besar yang masing
masing dibagi lagi menjadi bebrapa bahasan, berikut sekilas gambaran terkait
isi dari kitab ini:
1.
Bagian Pertama kitab.
Pembahasan Pertama
dari bagian ini adalah: 1) tentang keutamaan Sholawat dan Syafa’at, 2) tatacara
pembacaan terhadap bentuk-bentuk (Syigot) Sholawat. 3) keutamaan
membaca Showat Kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. 4) menerangkan tempat-tempat
(waktu) yang tepat untuk membaca sholawat. Semua nya diterangkan dengan
mengemukakan dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadist yang relevan dengan pembahasan.
Pembahasan kedua
berisi tentang: Penjelasan tentang Pengarang kitab, yaitu Syeikh Muhammad
Al-‘Idrus Al-Buthony. Meliputi Nama lengkap, Tempat kelahiranya, pengangkatan
nya sebagai Sultan dan keutamaan sang mualif, kehidupan dan keluarganya,
sanad guru-guru, murid-murid dan kitab-kitab karangan nya serta di jelaskan
pula tentang wafat nya.
Pembahsan ketiga
adalah; kajian study tentang kitab, meliputi: 1) penamaan kitab, arti
dan sebab penamaan kitab. 2) Mengungkap urgensitas kitab dari segi isi dan
motifasi sang pengarang kitab itu sendiri. 3) menjelaskan sifat dan
keistimewaan penulisan dari naskah (manuskrif), berikut keberadaan nya dan
nomor naskah asli dari kitab ini. Dimana naskah ini tersimpan di Perpustakaan
Nasioanal dan Arsif Nasional dalam bentuk microfilm dengan nomor: 19/
Arab/ 54. Naskah tersebut ditulis dengan naskah yang jelas dan merupakan naskah
yang lengkap belum ada satu kalimatpun yang hilang. Naskah tersebut dicetak dengan judul
yang jelas tertulis dalam katalog )
مصباح الراجين). Ditulis pada tahun 1246 H, tapi tidak diketahui tanggal dan bulan
nya. Penulisan kitab selesai pada malam rabu, 27 Jumadil Awwal tahun 1255 H.
Pada bagian ini juga di ditulis tentang kritik teks terhadap naskah asli dan dirangkan
pula materi serta metode penulisan nya.
Ke
empat, Menerangkan metode yang digunakan penulis dalam men-tahqiq
kitab ini, pada bagian ini, penulis mengemukakan tentang landasan-landasan
metode tahqiq yang ditempuhnya.
2.
Bagian Kedua kitab
Pada bagian
kedua ini, dibahas tentang isi dari kitab yang sebenarnya (Misbahu Ar-Rojin),
yang berisi tentang sholawat dan do’a. Yang terbagi kepada bebrapa bagian/
bahasan, yaitu: 1) kata pembuka dari pengarang kitab (Muqoddimah mualif ). 2)
Inti dari kitab (Lubbu Al-Kitab). 3) Sumber dan referensi (Almaroji
Wa Al-Mashodir). 4) Indeks ayat-ayat Al-Qur’an (Fahros Al-Ayatu
Al-Qur’aniyyah). 5) Indeks hadist-hadist Nabawi (Fahros Al-hadist
An-Nabawiyah).
B.
Analisis Teks dan Materi
Kitab
Seperti
dijelaskan diatas, bahwa kritik teks dan metode penulisan naskah, di jelaskan
oleh penulis (pada pembahsan ke empat dari bagian ke dua kitab ini).
Adapun
catatan-catatan penting yang penulis kemukakan dijelaskan ke dalam empat point,
yaitu:
1.
Memudahkan
pengucapan hamzah, seperti dalam lafad ابراهيم , tidak
menggunakan hamzah ( إبراهيم ). Serta tidak
membedakan antara hamzah Qotho dan hamzah Washol, semua sama
saja.
2.
Meletakan
huruf "
ي"ketika menulis alif mamdudah.
3.
Tidak
terdapat Paragraf, titik dan tanda-tanda penulisan yang lain.
4.
Tidak
ada fasal-fasal dan pembahsan judul
Sementara tentang materi kitab dan metode penulisan nya, penulis mengemukakan
bahwa kitab ini terbaginya kedalam tiga bagian, yaitu: Pertma, Menjelaskan
sebab-sebab penulisan kitab dan alasan pemberi nama kitab dengan “ Misbahu
Ar-Rajin”.
Kedua, Menjelaskan
keutamaan dzikir dengan media Sholawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Yang
di buktikan dengan tulisan pengarang (mualif). Di akhiri dengan
menyimpan gambar maqbaroh Rosululloh SAW.
Ketiga, Bahwa inti dari
kitab ini adalah berisi kalimat-kalimat Sholawat yang ma’tsur sampai
halaman terakhir.
C.
Terkait Metode Tahqiq Yang Digunakan
Mengenai
metode tahqiq yang ditempuh oleh penulis, seperti yang telah disebutkan pada
bahasan kontenst kitab (pada bagian petama point ke empat). Disana diterangkan
tentang bagaimana teknis dan metode tahqiq terhadap naskah kitab “Misbahu
Ar-Rojin” karya Muhammad ‘Idrus ini, dan penulis memaparkan nya
melalui sepuluh point penting, yaitu:
1.
Tahqiq
ini ditempuh dengan cara membebaskan nash yang ditulis untuk disesuaikan
denagan teknik struktur penulisan modern.
2.
Menyambungkan
kalimat-kalimat yang terdapat pada teks, supaya memperoleh makna yang lurus
(yang Serasi), dengan meletakan nya di dalam kurung [ ]. Dan memberikan catatan
dalam bentuk putnoot, sebagai tambahan dari penulis (muhaqiq).
3.
Merujuk
ayat-ayat Al-Qur’an dan kesesuaian nya
4.
Menampilkan
Hadist-hadist Nabawiy
5.
Menerjemahkan
informasi-informasi yang tidak masyhur dari tempat-tempat yang dimaksud
6.
Memberikan
penjelasan terhadap kalimayang membutuhkan nya, dengan memberi catatan kaki,
dengan ungkapan-ungkapan bahasa Arab berdasarkan rujukan dari kitab-kitab lugoh
(Qamus), dan kamus tematik (mu’jam).
7.
Pada
akhir Naskah kitab yang di tahqiq, ditambahkan daftar isi serta
meletakkan smber referensi yang dijadikan sandaran dalam pen-tahqiq-an
ini.
8.
Meletakan
judul-judul penting, untuk membantu pembaca memahami tema yang dimaksud oleh
pengarang kitab
9.
Menetapkan
nomor-nomor yang lajim untuk memperjelas teks, seperti tanda kurung yang jelas
pada ayat-ayat Al-Qur’an ( ), tanda kurung besar untuk hadist, tanda kurung
kecil untuk contoh-contoh dan rumus-rumus dengan menggunakan tanda opostrop
“ “ dari naskh-naskh yang di nuqil.
Dan segian lagi, menggunakan lambang seperti dua titik, tanda Tanya (istifham)
dan sejenisnya.
10.
Dibuatkan
Muqodimah, dan Daftar Isi
D.
Kesimpulan
Seperti
layaknya sebuah kitab Tahqiq, dimana study kajian nya adalah pada dua
asfek yang mendasar, yaitu: Pertama, aspek Pengarang (mualif). Kedua,
aspek kontenst kitab, naskah atau teks dari manuskrip aslinya. Disamping
bertujuan untuk memelihara otensitas—khazanah ke Ilmuan dan kebudayaan suatu
Bangsa—juga sebagai upaya mempertegas nilai originalitas dari sebuah manuskrif
yang terlahir dari suatu kaum dan bansa tertentu.
Adalah
kitab “Misabu Ar-Rajin”, kitab ini berisi study terhadap pengarang (mualif),
dan study teks atau naskah dari manuskrif asli nya, dengan diberi komentar
kritik dan penjelasan (Syarh) terhadap kitab sebelum nya, sebagaimana
kitab-kitab tahqiq yang lain. Penulis mengunakan teknik penulisan ilmiyah,
pentahqiq bermaksud mempermudah pembaca dalam memahi isi kitab dan maksud dari
teks sesuai yang kehendaki oleh pengarang (mualif).
Dari
jumlah 115 halaman ini, isi dari kitab intinya hanya ± 48 halaman, itupun sudah termasuk di dalmnya syarah, takhrij
dan keterangan-keterangan dari penulis (muhaqiq). Sementara jumlah
halaman dalam naskah asli nya adalah 163 lembar, ditulis dengan 12 baris dalam
setiap lembaran muka nya. Pemilik naskah ini adalah “Sayidah Syamsiah”.
Penulisan kitab ini selesai dalam waktu Sembilan tahun.
Terdapat
beberapa hal yang perlu di cermati—Menurut hemat pemakalah—dari penulisan kitab
(Tahqiq) ini, terutama tentang pencetakan atau penuliasan ulang kitab
ini, diantranya: Pertama, Di identivikasi oleh penulis (Muhaqiq),
bahwa kitab ini termasuk kitab kajian tasawuf dan akhlaq. Hemat pemakalah,
kitab ini tidak relevan dikategorikan sebagai kitab tasawuf, karena didalam nya
sama sekali tidak memuat tentang ajaran-ajaran tasawuf. Kitab ini lebih tepat
di kategorikan sebagai kitab Do’a-doa (Sholawat dan Dzikir).
Kedua,
pemakalah menemukan, terdapat kesalahan dalam proses penulisan ataupun editing
kitab; pada halaman 34 sampai 35 ( bagian pembahasan study kitab), point ke
tiga seharusnya adalah poin ke-2. Sementara poin yang ke-3 nya tidak tertera
dalam cetakan kitab tersebut.
[1] Nabila Lubis, Naskah, Teks, dan Metode
Penelitian Filologi,(Jakarta: Forum Kajian Bahasa & Sastra Arab
Fakultas Adab Hidayatullah, 1996), hal. 3
[3] Azyumardi
Azra, Naskah dan Rekonstruksi Sejarah Sosial Intelektual Nusantara
(Simposium International Pernaskahan Nusantara VIII & Munas Manassa III di
Wisma Syahida UIN Syarif
Hidayatulloh Jakarta, Juli:2004), dikutip, Dr. H. Uka
Tjandrasasmita, Kajian Naskah-Naskah Klasik” hal. 41
[4] Azyumardi Azra, Jaringan Ulama, Timur Tengah dan Kepulauan
Nusantara Abad XVII dan XVIII (Bandung: Mizan, 1998) hal.142.
[5] Nabila Lubis, Naskah, Teks, dan Metode
Penelitian Filologi,(Jakarta: Forum Kajian Bahasa & Sastra Arab
Fakultas Adab Hidayatullah, 1996), hal. 15
[6] Ahmad
Rumadi, Post-Tradisionalisme Islam: Wacana Intelektualisme dalam
Komunitas NU.
salam...macam mana ya saya mahu full pdf untuk jurnal ini?
BalasHapus